Ada kata mutiara yang mengatakan: “Tidak ada asap jika tidak ada
api.” Bisa diibaratkan bahwa pacaran adalah asap, sedangkan apinya
adalah rasa cinta atau suka kepada lawan jenis. Jadi, kita analogikan
begini, bagaimana asap bisa berwarna hitam? Mungkin yang dibakar adalah
karet. Bagaimana asap bisa berbau wangi? Mungkin yang dibakar adalah
ikan. Untuk bisa mengendalikan asap sesuai keinginan kita, tentu kita
harus tau sumber apinya. Jika kita ingin mengarahkan asap sesuai
keinginan kita, kita harus tahu sumber apinya.
Kita telah menganalogikan pacaran dan rasa suka dengan asap dan api.
Lalu, bagaimana cara kita mengendalikan apinya? Maka kita harus
mengetahui tentang pergaulan. Pergaulan, gaul. Ada banyak definisi gaul
dari banyak orang. Ada yang mendefinisikan bahwa gaul itu trendy, ada
juga yang mendefinisikan banyak teman, dsb. Lalu, apa arti gaul
sebenarnya? Apakah orang yang gaul itu orang yang funky? Lalu bagaimana
orang Islam yang ingin gaul? Apakah dengan model rambut punk pake baju
koko? Gaul bisa bermakna canggih, hebat, atau heboh. NAMUN,
penyalahgunaan pergaulan yang terlalu bebas dan tidak bertanggung jawab
dapat memberikan banyak dampak negatif. Contoh: ketika seorang pelajar
mendapat beasiswa, dan beasiswanya tersebut tidak dipakai untuk 100%
urusan kuliah, melainkan dipakai untuk membeli benda-benda yang CANGGIH,
HEBAT, dan mengHEBOHkan. Inilah salah satu contoh GAUL yang tidak
berTANGGUNG JAWAB. Kita juga bisa belajar dari kasus Nabi Adam ‘alayhis
salam dan istrinya, karena kecintaan beliau terhadap istrinya, beliau
tidak menolak ajakan istrinya untuk memakan buah surga yang terlarang.
Tetapi Allah telah memaafkan keduanya.
Dampak negatif lain dari pergaulan yang kebablasan adalah seks bebas.
Tahukah antum? 46% siswa/i Indonesia sudah melakukan seks di luar nikah
dan 16% dari mereka telah melakukan aborsi. Hal ini, siapa yang
dirugikan? Ya, wanita. Laki-laki mah enak aja, abis make langsung di
buang, kayak ngisep rokok gitu.
Jadi bagaimana hukum pergaulan antara wanita dan pria? Halal atau
haram? Kalo dihukumi haram, maka niscaya Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wa sallam tak akan beristri hingga beliau wafat. Terbukti beliau pernah
beberapa kali berinteraksi dengan wanita, salah satunya adalah istri
beliau yang pertama, yaitu Khadijah. Ketika remaja, beliau bekerja pada
Khadijah untuk memperdagangkan barang dagangannya. Tentu hal ini
membutuhkan interaksi yang akhirnya beliau menikah dengannya.
Maka, dari sini, kita mendapatkan teladan dari Rasulullah shollallahu
‘alayhi wa sallam tentang bagaimana interaksi antara pria dan wanita
yang merupakan pergaulan antar sesama manusia. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman, (artinya):
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Al-Hujurat 49:13]
Maka, pergaulan itu merupakan kewajiban bagi sesama manusia untuk
saling mengenal satu sama lain. Bukankah ada sebuah hadits yang
menyatakan: “Barangsiapa memutus tali persaudaraan, maka bukanlah bagian
dari umatku”?
Nah, ketika kita sudah mengetahui tentang kewajiban dalam bergaul
terhadap sesama manusia, dan efek negatif dari pergaulan yang kelewat
batas, lalu, bagaimana cara bergaul yang sesuai dengan syari’at?
Ini dia:
1. JAGA PANDANGAN
Allah berfirman, (artinya):
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat“.
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara
laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” [QS. An-Nuur 24:30-31]
Dalam artian, bukan berarti kita tidak boleh melihat sama sekali
wajah lawan jenis. Tetapi, ketika muncul suatu rasa itu, segera
palingkan pandangan. Seseorang diperbolehkan melihat wajah lawan jenis
jika memang ada keperluan, misalkan seperti sahabat Rasulullah
shallallahu ‘alayhi wa sallam dari kalangan anshor yang dia ingin
menikah dengannya, kemudian Rasulullah memerintahkan kepadanya untuk
melihat wajah si wanita terlebih dahulu.
2. JAGA AURAT
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias
dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai
ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [QS. Al-Ahzab 33:33]
Namun yang anehnya, banyak cewek pake jilbab, tapi lekuk tubuhnya itu
diperlihatkan. Tujuannya apa? Ada juga yang sudah pake jilbab
lebar-lebar, tapi pake minyak sinyong-nyong segunung gajah. Kalo
laki-laki memang sudah menutup aurat mereka dengan benar, karena saya
(penulis blog) gak pernah lihat laki-laki di depan umum pake handuk yang
pas-pasan nutup auratnya, yaitu dari puser ampe lutut. Maka dari itu,
laki-laki menutup auratnya dengan cara menjaga sikap dan akhlak di
hadapan wanita, jangan alay, jangan lebay.
3. ADIL DAN MENGHARGAI
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita
(yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.” [Al-Hujurat 49:11]
Bertemanlah dengan siapa saja, dari Jawa, Madura, Dayak, Bugis, asal
jangan olok-olokkan. Cuma gara-gara ditolak jadi pacar, eh di status
facebook ditulis yang macem-macem. Cuma gara-gara ditolak jadi pacar,
eh, tawuran antar genk. Gak jelas banget gitu…
4. JAGA BICARA
“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang
lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan
ucapkanlah perkataan yang baik.” [QS. Al-Ahzab 33:32]
Biasanya, cewek kalo lagi cari perhatian, kalo ngomong suaranya
dibikin gimana gitu. Jangankan ngomong, SMS pun tulisannya pake tulisan
alay. Terus juga yang cowoknya, kalo udah jatuh cinta, pada pinter
ngegombal kayak gini, “Bapak kamu tukang jual pangsit ya? Kok kamu tau?
Iya, soalnya bibirmu merah seperti saos, matamu bulat seperti pentolan,
rambutmu panjang terurai seperti mie, dan kulitmu hitam manis seperti
kecap, aku jadi tergiur melihatmu sepertinya tergiurnya aku melihat
jeruk nipis, setelah kucium ternyata rasamu pahit seperti sawi” (ini
asli dari penulis blog). Rayuan gombal kayak gini yang bisa menggoda
cewek.
5. JAGA HATI
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS. Ar-Ra’d 13:28]
Maknanya, hati itu perlu asupan makanan, yaitu DZIKRULLAH, dzikir kepada Allah, mengingat Allah.
Jika kamu sanggup menjalani KELIMA persyaratan di atas ketika kamu
sedang berduaan dengan pacar kamu, silahkan u lanjutken pacaranmu. Kalo
gak bisa, ya BERHENTILAH PACARAN, karena itu bisa merusak kamu dan
pacaran itu termasuk kegiatan maksiat.
Jumhur Ulama berpendapat, pacaran yagn bertujuan untuk sekedar ‘Just having fun’
hukumnya adalah HARAM. Namun, apabila pacaran yang dimaksud adalah
Ta’aruf, hukumnya boleh. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai ta’aruf
yang sesuai sunnah, mungkin bisa searching sendiri di google, atau tanya
ama Pak Kiyai, guru ngaji, Pak Ustadz, dsb. (hati-hati, kadang ada Pak
Ustadz yang lagi pacaran tapi katanya ta’aruf, banyak kok).
Bukan berarti kita tidak boleh mencintai lawan jenis. Cinta terhadap
lawan jenis itu adalah fitrah manusia dan kewajiban, justru orang homo
dan lesbi bisa kena adzab seperti kaum Nabi Luth. Namun, seperti yang
dikatakan di atas tadi, apinya harus dikendalikan supaya asapnya bagus.
Say no to berdua, tetap suci sampai akad nikah, hati bebas bakteri!
Pacaran setelah menikah, itu lebih nikmat dan romantis, karena
pengalaman pertama dan lokasinya pun strategis di atas tempat tidur
tanpa khawatir harus aborsi, putus sekolah/kuliah, dimarahin mama-papa,
masuk neraka, dsb. Semuanya HALAL.
Carilah jodohmu dengan cara yang baik, niscaya ALLAH akan memberikan yang terbaik.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS. Ar-Rum 30:21]
Maka, biarkanlah indah pada waktunya……
Subhanakallahuma wabihamdika…….
Source : http://hannasislam.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar